June 21, 2009

Antara Festival Teater dan Tukang Fotokopi

kelanjutan dari posting sebelumnya, akhirnya poster TERASONTIME berhasil dicetak ;) proses pencetakannya sendiri memakan waktu yang cukup singkat, tetapi tetap saja membuat jantung berdisko. words can't describe, mungkin rasanya seperti detik-detik menanti kelahiran anak pertama *sendal terbang*

dan selanjutnya, hari ini, tanggal 21 Juni 2009, dengan maksud dan itikad baik, perwakilan dari pasukan TERASONTIME hendak menyerahkan hasil kerja keras dan ketegangan otak kepada Panitia FTS 19. tapi sayangnya, untuk sekedar melakukan hal simple nan bermakna itu, tetap saja tetes darah harus mau tak mau turut berperan.
pagi ini saya latihan di Dojo seperti biasa, sedikit lebih melelahkan karena menggunakan Boken dan Jo. dari perjanjian awal pertemuan jam 9.30 ternyata terpaksa merosot jadi 10.00 karena faktor kemacetan dari pihak Eno dan Rina (itu menegaskan bahwa kita memang tinggal di Jakarta ;)

selanjutnya perjalanan berlangsung (boleh dikatakan) menyenangkan dengan sedikit memakan waktu dalam menanti taxi Express yang dinanti. dihiasi dengan sorak sorai canda dan cela tertutur kepada Rina seorang. hahahaha kidding, dear.

waktu menunjukan pukul 11.56 saat ketiga pasang kaki kita menjejak di Bulungan. suasana Hall C masih kosong melompong. tak membuang waktu, Eno dan Rina dengan hasrat yang menggebu segera menyerbu mie ayam idaman mereka yang biasa bersemayam di depan GOR, makan dengan semangat dan dengan semangat pula..........terpaksa menanti.

waktu menunjukan pukul 13.00, tepat seperti yang dijanjikan, tetapi tanda-tanda dimulainya Technical Meeting III pun tak bersua. dengan selamat sentosa kita menanti, bercandaria bertiga.

tetapi tiba-tiba ada rasa yang menggelitik tatkala keheranan menyergap: mengapa semua peserta dari sekolah lain membawa banyak dokumen dalam map?

setelah diskusi dan senggol kanan-kiri, sebuah fakta baru telah terungkap: NASKAH HARUS DIKUMPULKAN. astaganagabonarmenipusimajordaribelanda.

Eno segera mengobrak-abrik tasnya, "bentar-bentar, kayanya gue bawa deh...........KETEMU! yes! eh tapi belom di-steples?" otak saya cemerlang, selalu siap setiap saat :p "tenang ajaaaa, tadaaaa double tip in action."

Ok, memang jenius. angin bertiup perlahan, menenangkan. setenang hati kita bertiga. namun tiba-tiba sebuah petir menyambar..................NASKAH HARUS DIJILID DENGAN SAMPUL MIKA WARNA BIRU.

ewwwwww? saya dan Eno segera mengambil langkah-langkah positif. Rina harus berjaga di tempat, membiarkan kami berkelana. ini daerah yang banyak sekolahnya Bung, apa susahnya untuk hanya sekedar mencari tukang fotokopi?

sayangnya, terkadang kenyataan tak seindah dambaan. HA YANG PALING DEKET ADA DI RADIO DALAM? demi apa?
bilang ini semua hanya mimpi. pasti ada tukang fotokopi di dekat sini. saya yakin.

and the result is..
"oh tukang fotokopi? kayaknya di deket Blok M Plaza ada deh, belok dikit."
"tukang fotokopi ya? dari sini terus aja, nanti ketemu."
dua petuah ini akhirnya hanya mengakibatkan kami berdua menjadi patung di trotoar seketika. nihil, karena yang bersangkutan sedang tidak beroperasi alias tutup. di dekat jembatan penyebrangan terminal-Blok M Plaza kami termenung. ingatan saya melayang-layang, mengais sekedar probabilitas yang ada, hingga suatu nama terlintas.........si Wulan anak 70.

tangan saya lalu bergerak cepat, menekan tuts ponsel hingga akhirnya tersambung, "ooh, tukang fotokopi, di Lamandau ada ko Sar."
LAMA to the NDAU. bukan jarak yang jauh jika sebuah kendaraan menemani. tapi apa daya, hanya dua kaki saja yang berpijak pada bumi. setengah berlari, kami segera menuju Lamandau!

tutup. seperti yang sudah. muka kami kuyu, nafas tinggal satu-satu, dan harapan kami entah lari ke mana. langkah kami gontai menuju pemberhentian awal, Bulungan Hall C dan di sana, Rina dan ka Syarif telah menanti
ternyata ka Syarif lebih sigap, berangkatlah ia dan Rina ke Radio Dalam demi mengejar tukang fotokopi idaman, dan berpetualanglah mereka dengan kejayusannya. semoga kali ini bakat jayus Rina akan membawa berkah, Aamiin.
agak cukup lama kemudian, mereka datang kembali membawa 5 bundel naskah yang dinanti. oh indahnya. tetapi....... "loh? kan disuruhnya cover depan pake mika biru, bukannya cover belakang dengan karton biru!"

errrrrr -___-

dan saya berbaik hati untuk berbagi dokumentasi dengan kamu ;)




No comments:

Post a Comment